Saya ingat tahun pertama kali saya mengajar, kelas pertama yang saya ajar, jam pertama saya mengajar.
Saya masih mengingat saat pertama saya berdiri didepan kelas. Keringat dingin yang membasahi tangan, dan masih saya ingat gemetar suara disaat pertama kali saya mengajar.
Saya ingat murid pertama yang saya marahi, saya mengingat murid pertama yang saya kagumi.
Dan rasanya … semuanya itu baru kemarin. Memang tidak terasa, sekarang sudah hampir 8 tahun saya menjadi seorang pendidik. Saya ingat tahun pertama sebagai seorang pengajar yang begitu membuat saya putus asa menghadapi kelakuan anak didik yang sungguh berbeda dengan keadaan remaja dijaman saya dulu. Ah, sungguh putus asa dibuatnya. Tapi, setelah lewat 1 tahun, … 2 tahun, … Saya bisa mulai enjoy ngajar.
Saya mencintai pekerjaan saya sebagai pengajar. Saya mencintai alma mater tempat saya mengajar, institusi tempat saya bekerja. Saya bangga bekerja dengan membawa bendera BPK PENABUR. Sungguh, saya bangga menjadi seorang guru.
Saya cukup bersyukur dengan kemampuan saya dalam hal mengajar. Walau memang tidak sangat hebat, tapi ada talenta yang Tuhan beri untuk itu, dan saya bersyukur. Tidak banyak (guru) yang bisa melakukan apa bisa yang saya lakukan dalam hal mengajar.
Saya juga bersyukur untuk programming skills yang saya miliki. Tidak banyak orang yang bisa melakukan apa yang bisa saya lakukan. Dan dengan profesi saja sebagai pengajar, hal ini menjadi kombinasi yang hebat, menjadikan saya seorang pengajar yang unik. 🙂 … Thank God!
Senang berada diantara mereka yang muda.
Tapi …
As I live on the real world. There’s a reality that I have to face. Pada kenyataannya, (pada saat ini) ada beberapa hal yang tidak bisa saya penuhi dengan hanya menjadi seorang guru. Bukan karena honornya yang kurang.
Akhirnya … keadaan memaksa saya untuk mengambil pekerjain lain. Memang menyedihkan memang. Tapi ya … c’est la vie. Dengan sangat berat hati, saya memutuskan untuk mengambil pekerjaan fulltime ditempat lain. Tapi karena bekerja 5 hari, saya masih bisa menggunakan satu hari untuk mengajar. Tapi, ada banyak kelas yang harus saya tinggalkan. 😦
Farewell my students, you’ve been very precious to me.