Otomatis Romantis

http://www.flickr.com/photos/79962964@N00/2206127962/Otomatis Romantis: Drama – Komedi – Romantis. Begitulah kira-kira film ini. Rating 4 of 5.

Tukul Arwana. Perannya agak tanggung. Perannya ngga serius, tapi ceritanya serius. Tapi kalau dibilang serius, ga pantes. Tapi justru dialah yang memberi warna utama pada film ini. Pas pertama Tukul keluar, pas jalan masuk ruangan, blon ngomong apa-apa … para penonton udah pada ketawa. 😀 Blon ngapa-ngapain aja … udah lucu. 😀

Ada bagian cerita yang seharusnya menjadi bagian yang mengharukan. Tapi, duh liat muka Tukul kayak gitu, boro-boro terharu, yang ada pengen ketawa. Jadi … antara terharu dan pengen ketawa. 😀 Lucu dah pokoknya.

Jika Anda bisa menikmati acara 4 Mata, saya percaya film ini bisa menjadi sangat menghibur. Gaya lawakan Tukul yang dikemas dalam bentuk yang lebih eksklusif, membuatnya cukup layak untuk ditonton dibioskop. 🙂

Hal lainnya dari film ini adalah … Marsha Timothy. Duh! cakep pisan! Jadi pengen nih, nonton filmnya yang lain. 🙂

Taufiq Ismail: Yang Selalu Terapung di Atas Gelombang

Salah satu puisi dari Taufiq Ismail, tertanggal tahun 1998.

Seseorang dianggap tak bersalah,
sampai dia dibuktikan hukum bersalah.
Di negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah.
Kini simaklah sebuah kisah,

Seorang pegawai tinggi,
gajinya sebulan satu setengah juta rupiah,
Di garasinya ada Honda metalik,Volvo hitam,
BMW abu-abu, Porsche biru dan Mercedes merah.
Anaknya sekolah di Leiden, Montpelier dan Savannah.
Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoran dan
Macam Macam Indah,
Setiap semester ganjil,
isteri terangnya belanja di Hongkong dan Singapura.
Setiap semester genap,
isteri gelap liburan di Eropa dan Afrika,
Lanjutkan membaca “Taufiq Ismail: Yang Selalu Terapung di Atas Gelombang” →

Taufiq Ismail: Ketika Sebagai Kakek di Tahun 2040, Menjawab Menjawab Pertanyaan Cucumu

Salah satu puisi dari Taufiq Ismail, tertanggal tahun 1998.

Cucu kau tahu, kau menginap di DPR bulan Mei itu
Bersama beberapa ribu kawanmu
Marah, serak berteriak dan mengepalkan tinju
Bersama-sama membuka sejarah halaman satu
Lalu mengguratkan baris pertama bab yang baru
Seraya mencat spanduk dengan teks yang seru
Terpicu oleh kawan-kawan yang ditembus peluru
Dikejar masuk kampus, terguling di tanah berdebu
Dihajar dusta dan fakta dalam berita selalu
Sampai kini sejak kau lahir dahulu
Inilah pengakuan generasi kami, katamu
Hasil penataan dan penataran yang kaku
Pandangan berbeda tak pernah diaku
Daun-daun hijau dan langit biru, katamu
Daun-daun kuning dan langit kuning, kata orang-orang itu
Kekayaan alam untuk bangsaku, katamu
Kekayaan alam untuk nafsuku, kata orang-orang itu
Karena tak mau nasib rakyat selalu jadi mata dadu
Yang diguncang-guncang genggaman orang-orang itu
Dan nomor yang keluar telah ditentukan lebih dulu
Maka kami bergeraklah kini, katamu
Berjalan kaki, berdiri di atap bis yang melaju
Kemeja basah keringat, ujian semester lupakan dulu
Memasang ikat kepala, mengibar-ngibarkan benderamu
Tanpa ada pimpinan di puncak struktur yang satu
Tanpa dukungan jelas dari yang memegang bedil itu
Sudahlah, ayo kita bergerak saja dulu
Kita percayakan nasib pada Yang Satu Itu.

Programming is like sex …

Programming is like sex, one mistake and you have to support it for the rest of your life.

Michael Sinz

Though I don’t really understand what it means, but I do agree on the last part: one mistake and you have to support it for the rest of your life. Because, it really happen to me. 😦 (sad)
I have a program which I made 10 years ago, the first year I learn programming. The program was good. But, after years of learning process, I realize how bad my code on that program.
Now, after 10 years, the bug is enormous and many people still depend on my program.

What can I do? I can’t tell them to stop using my program. But, can’t say no to them when they ask me to fix the error. 😦 (sad)

Dibutuhkan: Staff Programmer

JayaMandiri GemaSejati (JG Motor), perusahaan dibidang sales & service untuk YAMAHA. Sehubungan dengan perkembangan perusahaan dibidang teknologi informasi. Saat ini kami membuka lowongan untuk staff programmer dengan ketentuan-ketentuan umum sebagai berikut:

  • Memiliki kemampuan programming PHP & JAVA.
  • Familiar menggunakan program-program berbasis OpenSource & Networking
  • Bisa bekerja dalam tim
  • Usia max 30 tahun

Bagi yang berminat, lamaran bisa dikirimkan ke:

JayaMandiri GemaSejati Motor
Dept. HRGA
Jl. BKR 5
Bandung.

Lamaran diterima selambat-lambatnya pada 23 January 2008

Now, I’m Less Teacher

Saya ingat tahun pertama kali saya mengajar, kelas pertama yang saya ajar, jam pertama saya mengajar.

Saya masih mengingat saat pertama saya berdiri didepan kelas. Keringat dingin yang membasahi tangan, dan masih saya ingat gemetar suara disaat pertama kali saya mengajar.

Saya ingat murid pertama yang saya marahi, saya mengingat murid pertama yang saya kagumi.

Dan rasanya … semuanya itu baru kemarin. Memang tidak terasa, sekarang sudah hampir 8 tahun saya menjadi seorang pendidik. Saya ingat tahun pertama sebagai seorang pengajar yang begitu membuat saya putus asa menghadapi kelakuan anak didik yang sungguh berbeda dengan keadaan remaja dijaman saya dulu. Ah, sungguh putus asa dibuatnya. Tapi, setelah lewat 1 tahun, … 2 tahun, … Saya bisa mulai enjoy ngajar.

Saya mencintai pekerjaan saya sebagai pengajar. Saya mencintai alma mater tempat saya mengajar, institusi tempat saya bekerja. Saya bangga bekerja dengan membawa bendera BPK PENABUR. Sungguh, saya bangga menjadi seorang guru.

Saya cukup bersyukur dengan kemampuan saya dalam hal mengajar. Walau memang tidak sangat hebat, tapi ada talenta yang Tuhan beri untuk itu, dan saya bersyukur. Tidak banyak (guru) yang bisa melakukan apa bisa yang saya lakukan dalam hal mengajar.

Saya juga bersyukur untuk programming skills yang saya miliki. Tidak banyak orang yang bisa melakukan apa yang bisa saya lakukan. Dan dengan profesi saja sebagai pengajar, hal ini menjadi kombinasi yang hebat, menjadikan saya seorang pengajar yang unik. 🙂 … Thank God!

Senang berada diantara mereka yang muda.

Tapi …

As I live on the real world. There’s a reality that I have to face. Pada kenyataannya, (pada saat ini) ada beberapa hal yang tidak bisa saya penuhi dengan hanya menjadi seorang guru. Bukan karena honornya yang kurang.

Akhirnya … keadaan memaksa saya untuk mengambil pekerjain lain. Memang menyedihkan memang. Tapi ya … c’est la vie. Dengan sangat berat hati, saya memutuskan untuk mengambil pekerjaan fulltime ditempat lain. Tapi karena bekerja 5 hari, saya masih bisa menggunakan satu hari untuk mengajar. Tapi, ada banyak kelas yang harus saya tinggalkan. 😦

Farewell my students, you’ve been very precious to me.

Taufiq Ismail: Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis, Lalu Kalian Paksa Kami Masuk Masa Penjajahan Baru, Kata si Toni

Salah satu puisi dari Taufiq Ismail, tertanggal tahun 1998.

Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri
Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan
Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami
Sejak lahir sampai dewasa ini
Jadi sangat tepergantung pada budaya
Meminjam uang ke mancanegara
Sudah satu keturunan jangka waktunya
Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula
Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni
Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi
Kalian paksa-tekankan budaya berhutang ini
Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi
Karena rendah diri pada bangsa-bangsa dunia
Kita gadaikan sikap bersahaja kita
Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta
Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka
Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita
Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia
Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama
Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia
Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi
Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri
Sambil kepala kita dimakan begini
Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti
Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi
Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni
Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama
Menggigit dan mengunyah teratur berirama

Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi
Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini
Bagai ikan kekurangan air dan zat asam
Beratus juta kita menggelepar menggelinjang
Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang
Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya
Meminjam kepeng ke mancanegara
Dari membuat peniti dua senti
Sampai membangun kilang gas bumi
Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi
Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi
Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri
Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis
Kalian cetak kami jadi Bangsa Pengemis
Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa
Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa
Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya
Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami
Kalian lah yang membuat kami jadi begini
Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi
Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini