redirect pujangga.net

Waktu awal-awalnya punya domain … begitu besemangat dengan “cita-cita ingin membuat website sendiri”. Tapi, pas pelaksanaannya. >:p baru setengah jalan. Belum lagi sekarang komputer yang biasa dipake ngerjain website-nya, monitornya mati. 😦
Pupus deh. Jadinya, sementara http://pujangga.net akan di-redirect ke sini dulu. 😀 (sampai dengan waktu yang belum ditentukan).

Fighter in the wind

Genre : Action
Rating : 8 dari 10

Ternyata, film ini punya judul “asli” Baramui Fighter. Mungkin bisa juga disebut biografi, kisah tentang Choi Bae-dal, yang kemudian dikenal juga dengan sebutan Masutatsu Oyama, pendiri Kyokushin Karate.
Dari segi cerita, bagus. Dan fighting action-nya bisa dibilang keren. Walau tidak menggunakan VFX yang aneh-aneh … but, it’s cool.
Ceritanya cukup inspiratif. Diakhir cerita, ada kutipan:

Seseorang mungkin saja miskin, tapi selama dia bekerja keras untuk suatu tujuan, ia adalah orang hebat

Choi Bae-Dal

Brice de Nice

Genre : Komedi
Rating : 4 dari 10.

Brice de Nice. Film Perancis, tentang seorang peselancar dari Nice. Di Nice sendiri tidak pernah ada ombak, dengan demikian, Brice adalah satu-satunya peselancar yang tak pernah berselancar diatas ombak.
Entahlah, mungkin belun terbiasa dengan gaya komedi Perancis. Film ini hanya bisa membuat tawa ringan untuk beberapa adegan lucu. Nothing special, just a so-so movie.

Bawang merah – bawang putih

Setiap selasa malam, sinetron yang satu ini menjadi teman saat makan malam. Pernah juga, jadi salah satu sinetron favorit. Lewat sinetron ini juga, pertama kalinya saya kenal Revalina S. Temat.

Saya percaya ide dari cerita ini diambil dari cerita rakyat Bawang merah dan bawang putih. Cerita tentang seorang anak gadis yang diasuh oleh seorang ibu tiri yang kejam. Hidup penuh penderitaan, bertemu peri penolong kemudian … happy ending. Bisa disebut cerita putri Cinderella versi Indonesia.

Alur cerita yang sederhana, cukup menghibur. Lumayan, bisa jadi hiburan ringan saat istirahat setelah seharian bekerja. Tapi, akhir-akhir ini, saya cukup kecewa dengan perkembangan cerita dari sinetron ini. Belakangan, semuanya berubah. Entah karena kehabisan bahan cerita, atau memang karena kreatifitas penulis naskahnya, sekarang ceritanya menjadi jauh berbeda. Tokoh-tokoh baru bermunculan, masalah-masalah baru makin tambah rumit dan aneh. Bahkan, ada juga masuk tokoh nenek sihir, sehingga akhirnya saya sendiri lebih menggolongkan sinetron ini sebagai film mistik ketimbang fantasi.

Tambah lagi, adegan kekerasan yang semakin “tidak masuk akal”. Kalau sudah seperti itu … saya merasa sudah kehilangan minat untuk mengikuti cerita selanjutnya, pointless. Cerita jadi terkesan seperti never ending story. Mungkin ceritanya akan terus seperti ini. Selama rating masih bagus, cerita diperpanjang, kalau peminat sudah berkurang, sudden ending, cerita akan berakhir dengan tiba-tiba tanpa ujung yang tidak jelas.

Setelah diamat-amati, saya juga mendapati beberapa kejanggalan yang kurang lebih serupa.

Culunnya pacarku
Ceritanya, tentang mahluk dari negeri antah-barantah, datang ke bumi untuk “suatu misi”. Awal-awalnya, cukup menghibur. Tapi, makin lama, makin ceritanya aneh. Tokoh-tokoh baru bermunculan, tokoh-tokoh lama … pada ngilang. Akhirnya, seluruh film menjadi film yang benar-benar berbeda dari cerita awalnya.
Kisah sedih dihari minggu
Saya sendiri bukan penonton setia sinetron ini. Sinetron ini didukung oleh banyak bintang top. Mulai dari mba Meriam Belina, Marshanda, Ira Wibowo, Adi Bing Slamet dan bintang lainnya. Tapi sayang, ceritanya tidak sehebat bintang-bintangnya. Tapi, rasa terasa, ceritanya aneh, kurang klop dengan judulnya.
Tapi, dalam film ini, saya cukup mengagumi mba Meriam Belina, yang berperan sebagai seorang ibu yang konyol, menyebalkan, dan kejam. Tapi dalam saat yang sama, ia juga berperan sebagai seorang ibu yang simpatik dalam sinetron Bunda.
Si Yoyo
Beberapa orang dirumah saya cukup nge-fans ke sinetron ini. Ada adegan kekerasan, tapi cukup diimbangi oleh pesan moral yang baik.
Mungkin karena ratingnya menurun atau terpengaruh tren mistikisme. Cerita di Yoyo menjadi berubah total. Diawali dengan pertemuan dengan alien, jadi sembuh, terus belakangan jadi film lepas yang dipenuhi mistik.
Akhirnya, lagu opening theme dan isi filmnya menjadi sama sekali tidak cocok. Lagunya ceria, tapi isinya mistik. Ngga nyambung!
Ajari aku cinta
Cerita tentang seorang pemuda kuper, tapi dia itu jago bikin puisi. Saya cukup menyukai poetry, jadi saya sendiri cukup nge-fans pada sinetron ini, Astrid Tiar-nya itu lho, mirip seseorang :D. Tapi … ya begitulah, pembuatan sinetron yang tergantung pada rating. Mungkin karena ratingnya kurang bagus, ending dari film ini begitu tiba-tiba. Sehingga, ngga nyangka-nyangka, tiba-tiba life happily ever after. Belum sampai klimaks, ceritanya selsai. 😦 mengecewakan.
Dara manisku
Lagi-lagi Revalina S. Temat. 🙂 Pemeran pendukung lainnya pun … hampir semuanya pada pemain top. Tapi … ya itu! sindromnya sama. Belakangan ceritanya jadi “aneh”. Banyaknya adegan kekerasan, membuat film ini tidak lagi menjadi hiburan santai. Rasanya, dengan judulnya pun … agak kurang pas.
Pelangi dimatamu
Cerita tentang seorang perawat bisu di sebuah rumah sakit. Saya sendiri tidak tau pasti, tapi konon katanya ide ceritanya itu nyontek dari film India yang serupa.
Tapi, kalaupun memang nyontek, sama sekali tidak masalah. Tapi … ya itu. Belakangan, Seluruh pemainnya berubah, tokoh utama, awalnya oleh Atalarik Syach dan Mona Ratuliu, belakangan jadi … (sori lupa lagi, soalnya belakangan udah ngga nonton lagi).

Juga beberapa sinetron lainnya, ada juga yang mengalami sindrom yang sama. Padahal, kalau dibanding dengan telenovela, walau sama-sama ceritanya dibuat panjang, tapi alur ceritanya pada akhirnya tidak jauh melenceng dari ide awalnya.